Minggu, 13 April 2014

TUGAS INDIVIDU




TUGAS MATA KULIAH PEDAGOGI
HASIL WAWANCARA TERHADAP SEORANG GURU

O
L
E
H
PERMATA ISMAWARNI PUTRI (121301030)
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2014



BAB I
PENDAHULUAN

Salah satu kunci dalam peningkatan kualitas dari pendidikan anak  adalah terletak pada guru. Guru harus mempunyai kompetensi agar mampu mewujudkan kinerja dengan efektif dan tepat. Kompetensi profesional yang dimaksud tersebut adalah kemampuan guru untuk menguasai masalah akademik yang sangat berkaitan dengan pelaksanaan proses belajar mengajar, sehingga kompetensi ini mutlak dimiliki guru dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik dan pengajar.
 Mendidik, mengajar, dan melatih anak didik adalah tugas guru sebagai suatu profesi.Guru yang profesional adalah guru yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga mampu melaksanakan tugas mendidik peserta didik. Tugas guru sebagai suatu profesi, menuntut guru untuk mengembangkan profesionalitas diri sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Guru merupakan komponen pendidikan yang sangat berperan penting dalam kegiatan belajar mengajar. Kedudukan guru merupakan posisi yang penting dalam dunia pendidikan khususnya di lembaga pendidikan formal.
 Saya mewawancarai bapak C.E, SH, SPd karena beliau merupakan guru SMP saya. Beliau merupakan salah satu guru yang menjadi inspirasi saya. Ketika beliau menjadi guru saya, saya mendapat banyak pelajaran yang sangat berarti dan saya banyak di beri motivasi-motivasi yang dapat mendorong saya untuk lebih berusaha dan pantang menyerah.


BAB II
HASIL WAWANCARA

1.       Identitas Subjek
Nama (Inisial)                : C.E, SH, S.Pd
Jenis Kelamin                : Laki-laki
Umur                             : 48 tahun
Pengalaman Mengajar   :  tahun (1989-sekarang)
Sekolah Mengajar          : MTS.s AL-Khairiyah Pematangsiantar
Status                             : sudah sertifikasi
2.     Tempat dan Waktu Wawancara
            Tempat                        : Sekolah, tempat mengajar Bapak C.E, SH, S.PdI
            Waktu                         : Sabtu, 22 Maret 2014, Pukul 10.00-11.00 WIB

3.    Hasil Wawancara
            Saya melakukan wawancara ketika saya pulang ke kampung halaman saya. Sebelum saya mewawancarai bapak C.E, SH, SPd, terlebih dahulu saya menghubungi beliau dan mengadakan janji untuk mewawancarai beliau pada tanggal 22 Maret, pukul 10.00 di sekolah tempat beliau mengajar. Adapun hasil dari wawancara saya pada bapak C.E, SPd yaitu sebagai berikut:
·         Pandangan Bapak C.E, SH, SPd tentang pendidikan
Menurut bapak C.E, SH, SPd pendidikan amatlah penting. Karena dengan adanya pendidikan dapat mencerdaskan generasi muda dalam memajukan bangsa dan negara di era globalisasi ini. Pendidikan juga salah satu modal untuk hidup di zaman yang serba sulit dan zaman yang semakin berkembang.
Bapak C.E, SH, SPd juga berpendapat bahwa setiap orang berhak mendapatkan pendidikan. Dimana dengan pendidikan akan terciptalah sumber daya manusia yang memiliki kompetensi tinggi.
Pendidikan tidak hanya berfungsi untuk mencari pekerjaan yang bagus tetapi juga berfungsi dalam mengasah kemampuan dan keterampilan seseorang dalam menghadapi masalah dan menyelesaikannya dengan tepat.
·         Motivasi yang mendasari Bapak C.E, SH, Spd dalam mengajar
Motivasi bapak C.E, SH, SPd dalam mengajar ialah mencerdaskan generasi muda. Karena ilmu pengetahuan sangatlah penting. Negara dapat tumbuh pesat dan maju karena memiliki sumber daya yang berkualitas tinggi. Bapak C.E, SH, SPd berharap dengan ia mengajar ia dapat membentuk generasi-generasi muda yang lebih kompeten dan berkualitas.  
Selain mencerdaskan anak didik, motivasi bapak C.E, SH. SPd ialah membentuk akhlakul karimah dan merubah pola moral anak. Karena pada zaman ini moral semakin bergeser dari asas – asas yang seharusnya. Banyak anak tidak lagi memiliki etika yang dapat di sebabkan oleh banyak faktor yang salah satunya adalah faktor lingkungan yang semakin buruk.
·         Sudut pandang  Bapak C.E, SH, Spd dalam melihat peserta didik
Bapak C.E, SH, SPd mengelompokkan tiga karakteristik dari peserta didik. Pertama, peserta didik yang sekolah atau menuntut ilmu memang mempunyai niat. Peserta didik yang seperti ini menuntut ilmu karena memang keinginan yang timbul dari diri sendiri, mereka menyadari bahwa ilmu pengetahuan sangat penting bagi mereka untuk bekal di kemusian hari. Kedua, peserta didik yang sekolah atau menuntut ilmu setengah – setengah. Maksudnya adalah, peserta didik yang memang mempunyai niat untuk menuntut ilmu tetapi karena faktor lingkungan yang tidak baik dan terkadang pengaruh teman yang buruk, mengakibatkan mereka menuntut ilmu menjadi setengah-setengah. Contohnya anak yang dari rumah pergi untuk sekolah, tetapi ketika di jalan ia bertemu dengan temannya, dan temannya mengajak untuk tidak bersekolah. Maka ia bisa terpengaruh kmenjadi tidak sekolah. Ketiga, anak didik yang tidak memiliki niat sama sekali. Biasanya anak didik yang memiliki karakteristik ketiga, sekolah atau menuntut ilmu karena paksaan dari orang tua, atau bisa juga karena temannya bersekolah dia juga ikut bersekolah, padahal dalam dirinya tidak ada niatan untuk sekolah.
·         Filosofi Bapak C.E, SH, SPd dalam mengajar
Bapak C.E, SH, SPd mengibaratkan anak didik seperti “POHON BERINGIN”. Saat pohon beringin ditanam dan tumbuh, maka sepuluh tahun kemudian akan melindungi saya. Karena pohon beringin sifatnya rindang dan kokoh yang dapat meneduhkan. Dan prinsip bapak C.E, SH, SPd, dia akan tua, maka yang meneruskan perjuangannya dalam memajukan negeri ini adalah generasi muda. Dia berharap anak didiknya seperti pohon beringin yang besar dan kokoh, dimana anak didiknya dapat menjadi orang yang sukses dan dapat menjadi petinggi negara yang memajukan negara serta melindungi negara ini. Hanya bekal ilmulah yang dapat ia berikan kepada anak didiknya untuk menunjang karier mereka di masa yang akan datang.
·         Pendekatan Bapak C.E, SH, SPd dalam mengajar
Bapak C.E, SH, SPd melakukan berbagai pendekatan dalam mengajarkan ilmu pengetahuan kepada peserta didiknya. Sebelum mengajar bapak C.E, SPd melihat karakter-karakter dari seluruh peserta didiknya. Bapak C.E, SH, SPd juga selalu berusaha untuk lebih menguasai materi pelajaran, dan lebih mempersiapkan diri untuk mengajar. Beliau mengatakan bahwa siswanya selalu di prioritaskan yang utama.
Misalnya beliau melihat anak didiknya malas belajar, ia melakukan pendekatan-pendekatan yang dapat memotivasi seorang anak untuk membangkitkan gairahnya dalam belajar dan menasehati serta mendekati anak didiknya, setelah itu barulah beliau mengajar.
Bapak C.E, SH, SPd juga melakukan dua pendekatan dalam mengajar. Pertama, metode student-center, dimana proses pembelajaran berfokus pada siswa. Contohnya bapak C.E, SH, SPd memberikan tugas membuat makalah tentang materi yang akan dipelajari lalu dipresentasikan, dan di akhir presentasi bapak C.H, SH, SPd memberikan feedback.  Kedua, metode teacher-center , yang merupakan proses pembelajaran yang berpusat pada guru. Contonya bapak C.H. SH, SPd yang memberikan semua materi bahan pembelajaran.
Untuk mengetahui dan mengevaluasi peserta didik, bapak C.H. SH, SPd memberikan ujian setiap tiga minggu sekali untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan peserta didiknya. Dan bapak C.H. SH, SPd selalu memberikan reward yang bervariasi setiap ujian yang dilakukan tiga minggu sekali, bagi peserta didik yang mendapatkan nilai diatas 80. Sehingga peserta didiknya menjadi antusias dalam belajar agar mendapat nilai yang baik.




BAB III
PEMBAHASAN

Guru yang cerdas atau jenius pada intinya mencerminkan keterpelajaran integritas, dan kemampuan berkomunikasi dengan siswa. Seorang guru yang efektif menginspirasi dan memprovokasi dengan baik murid-muridnya. Guru profesional memegang kebiasaan berpikir, tidak bertahan pada cara-cara tradisional dan hanya memegang kaidah-kaidah berpikir vertikal, tanpa membangun alternatif.
Kaitan dengan Teori Mengajar, Ahli Pedagogi, dan Paradigma Belajar
            Pembelajaran melibatkan interaksi guru dan siswa atas materi pelajaran yang telah ditetapkan. Kegiatan mengajar yang unggul dipandang sebagai proses akademik, dimana siswa termotivasi belajar secara berkelanjutan, substansial, dan positif terutama berkaitan dengan bagaimana mereka berpikir, bertindak, dan merasa. Oleh karena itu bapak C.E, SH, SPd selalu memberikan motivasi kepada peserta didik sebelum beliau menyampaikan materi pelajaran. 
            Guru yang memiliki kemampuan mengajar yang unggul memiliki karakteristik sebagai berikut (Danim : 2013)
·         Keahlian pokok.
Terlihat pada saat bapak C.H, SH, SPd mengatakan bahwa beliau selalu menguasai dan meteri lebih jauh bukan hanya dari sekedar buku teks.
·         Ahli pedagogis.
Bapak C.H, SH, SPd selalu menetapkan tujuan-tujuan dalam pembelajaran. Beliau juga selalu mendorong peserta didik untuk belajar dan menjadikan mereka sebagai prioritas yang utama.
·         Komunikator yang unggul
Hal ini terliahat ketika bapak C.H, SH, SPd berkomunikasi secara lisan dengan peserta didik terutama pada peserta didik yang kurang minat dalam belajar. Beliau selalu bertanya mengapa mereka malas belajar, dan beliau selalun menasehati peserta didiknya dengan penuh kesabaran dan kasih sayang.
·         Mentor yang berpusat pada siswa.
Bapak C.H, SH, SPd mengatakan bahwa siswa merupakan hal yang utama. Beliau selalu mengayomi peserta didiknya dan membuat peserta didiknya nyaman dalam menerima pembelajaran.
·         Asesor yang sistematis dan berkelanjutan.
Hal ini terlihat ketika Bapak C.H, SH, SPd menggunakan berbagai cara pendekatan dalam belajar. Beliau selalu memberikan motivasi sebelum mengajar dan mempersiapkan diri sebelum mengajar. Juga menciptakan suasana belajar senyaman mungkin.
Guru yang efektif menggunakan strategi pembelajaran yang efektif. Dalam hal ini strategi bermakna rencana, metode, serangkaian manuver atau siasat untuk mencapai tujuan atau hasil tertentu. Bapak CH, SH, SPd menggunakan metode pembelajaran yang efektif dimana beliau selalu mengevaluasi pelajaran dengan mengadakan ujian setiap tiga minggu sekali. Dan bagi siswa yang mendapat nilai tinggi akan diberi reward.
Kaitan dengan Teori Profil Guru yang diinginkan
Karakteristik yang harus dimiliki oleh guru adalah sebagai berikut (Danim 2013)
·         Pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan dengan filsafat pendidikan, sejarah pendidikan, psikologi psikologi pendidikan dan sosiologi pendidikan.
·         Pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan dengan proses pembelajaran dan evaluasi pendidikan, serta pengembangan ilmu.
·         Pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan dengan bidang studi bagi calon guru bidang studi dan kegurukelasan bagi calon guru kelas
·         Pengetahuan dan keterampilan khusus yang diperoleh melalui praktik mengajar dikelas atau bentuk lain dari prakti pendidikan
Kaitan dengan Teori Guru yang Baik
            Guru yang baik bercirikan sebagai berikut (Danim 2013):
·         Memiliki kesadaran akan tujuan
·         Memiliki harapan akan keberhasilan bagi semua siswa
·         Menunjukkan kemampuan beradaptasi dan berubah untuk memenuhi kebutuhan siswa
·         Mencerminkan komitmen pada pekerjaan mereka
·         Belajar dari berbagai model
·         Menikmati pekerjaan dan siswa mereka
Bapak C.H, SH, SPd selalu berusaha memiliki keterampilan guru yang baik seperti diatas. Karena beliau sangat berminat dalam bidang mengajar oleh karena itu beliau berkuliah S-1 keguruan walaupun beliau telah menyelesaikan S-1 Hukumnya. Tujuannya ialah agar lebih matang dalam mengajar dan menambah pengalaman dan mencari ilmu bagaimana mengajar yang baik.
Kaitan dengan Teori Pedagogi Teoritis dan Prinsip-prinsip Pedagogis
            Pedagogi tidak hanya berkutat pada ilmu dan seni mengajar, melainkan ada hubungannya dengan pembentukan generasi baru, yaitu pengaruh pendidikan sebagai sistem yang bermula pada pengembangan individu atau peserta didik (Danim, 2013). Dalam mengajar bapak C.H, SH, SPd bukan hanya sekedar menyampaikan ilmu saja kepada anak didiknya melainkan beliau selalu memberikan motivasi – motivasi yang dapat membuat peserta didik lebih bersemangat dalam menuntut ilmu. Beliau juga menjalin komunikasi yang baik terhadap setiap siswa yang diajarnya.
Kaitan dengan Teori Pedagogi, TIK, dan Fenomena Kontemporer
            Di zaman yang semakin berkembang ini kemajuan teknologi juga semakin pesat. Hal ini dapat menimbulkan efek yang positif dan negatif bagi peserta didik. Guru juga sangat berperan dalam membimbing anak didik dalam menghadapi perkembangan TIK yang semakin maju. Guru dapat membimbing peserta didik untuk menggunakan TIK sebagai sarana mencari bahan dan materi untuk belajar. Sebaliknya apabila anak didik tidak dibimbing maka TIK akan berdampak negatif karena digunakan untuk hal-hal yang tidak baik, seperti bermain game kekerasan dan lain-lain.
            Dengan kemajuan TIK bapak C.H, SH, SPd selalu berusaha mengikuti perkembangannya. Hal ini menjadi motivasi yang besar bagi beliau. Dalam mengajar terkadang beliau menggunakan laptop dan infokus. Beliau juga sealalu membimbing peserta didiknya dalam menghadapi perkembangan TIK yang semakin maju.
Siswa belajar paling baik jika guru (Danim, 2013)
·         Menciptakan lingkungan yang menunjang pembelajaran.
Bapak C.H, SH, SPd selalu membuat belajar mengajar senyaman mungkin. Beliau mencoba berbagai cara dan metode dalam mengajar. Contohnya ketika anak mulai bosan dalam belajar, beliau mencoba pengajaran melalui games seperti mengisi kotak-kotak yang berkaitan dengan materi pelajaran.
·         Membuat sambungan ke pembelajaran dan pengalaman sebelumnya.
Hal ini terlihat ketika bapak C.H, SH, SPd memberikan feedback di akhir pembelajaran. Dan juga ketika beliau mengadakan ujian setiap tiga minggu sekali.



BAB IV
KESIMPULAN

            Pedagogi bukan hanya seni mengajar, tetapi juga mendorong peserta didik untuk melakukan pemahaman ulang bagaimana menggunakannya, dimana kurikulum disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik dan kemajuan zaman.
Dalam pedagogi guru berusaha menyampaikan pengetahuan yang dimilikinya kepada peserta didik, dapat mengembangkan pikirannya, memiliki ide-ide baru, dan menggunakan pengetahuan yang diperoleh dalam mengatasi permasalahan kehidupan sehari-hari.
Pada proses belajar dan mengajar terdapat dua peran yang berinteraksi yaitu peserta didik dan guru. Tujuan guru mengajar adalah mentransfortasikan pengetahuan dan keterampilan, serta memberikan pewarnaan nilai pada siswa, tetapi tidak identik dengan  tujuan dalam diri siswa sendiri.



BAB V
SARAN

  •  Seharusnya pemerintah lebih mengutamakan kesejahteraan guru, karena guru merupakan aset sebuah negara yang dapat memajukan kehidupan bangsa.
  • Sekolah sebaiknya lebih memfasilitasi guru dalam mengajar dan memfasilitasi siswa dalam belajar.

  

BAB VI
DAFTAR PUSTAKA


Danim. Sudarwan, 2013. Pedagogi, Andragogi dan Heutagogi. Bandung : Alfabeta




Senin, 07 April 2014

PEDAGOGI, TIK, DAN FENOMENA KONTEMPORERPEDAGOGI, TIK, DAN FENOMENA KONTEMPORER


1.Pertanyaan Esensial
 
            Seorang guru yang efektif harus menghabiskan banyak waktu untuk pertanyaan -  pertanyaan strategis yang berkaitan dengan masalah-masalah pedagogi.
a.       Penilaian kebutuhan: materi belajar apa yang dibutuhkan?
b.      Pertumbuhan profesioanal: bagaimana cara meningkatkan mutu pengajaran dikelas?
c.       Budaya kelas: bagaimana cara menumbuhkan budaya kelas untuk belajar?
d.      Strategi: bagaimana guru mengajar untuk memaksimalkan hasil? 
e.       Pengelolaan sumber daya kelas: bagaimana guru membuat media pembelajaran dan  apa kegunaannya dalam pembelajaran? 
f.       Pemecahan masalah: apa yang bisa salah dalam  pengajaran dan bagaimana cara mengatasinya? 
g.      Orkestrasi: bagaimana guru mengatur semua aspek yang berbeda dari pedagogi? 
h.      Penggunaan TIK: bagaimana aplikasi TIK dalam pembelajaran yang memenuhi kriteria pedagogi?

2. Pedagogi Efektif

            Guru bertanggung jawab untuk mempromosikan pentingnya belajar bagi siswa. Siswa belajar paling baik jika guru:
  •  Menciptakan lingkungan yang menunjang pembelajaran
  •   Mendorong pemikiran reflektif dan tindakan
  •   Meningkatkan relevansi pembelajaran baru
  •   Memfasilitasi pembelajaran bersama
  •  Membuat sambungan ke pembelajaran dan pengalaman sebelumnya
  •  Cukup memberikan kesempatan untuk belajar
·         Menyelidiki hubungan belajar - mengajar.

3.Pemikiran Reflektif

            Siswa belajar paling efektif ketika mereka mengembangkan kemampuan untuk eksis kembali dalam mengakuisisi informasi atau gagasan, dan bahwa mereka telah terlibat dan berpikir tentang hal ini secara objektif. Pembelajaranreflektif mengasimilasi pembelajaran baru, mengaitkan dengan apa yang mereka sudah ketahui, mengadaptasinya untuk tujuan mereka sendiri, dan menerjemahkan pikiran  dalam tindakan.
            Seiring perjalanan waktu, mereka mengembangkan kreativitas, meningkatkan kemampuan mereka mengembangkan kreativitas, meningkatkan kemampuan mereka untuk berpikir kritis tentang informasi dan ide, dan kemampuan metakognitifnya, berupa kemampuan mereka berpikir tentang pemikiran mereka sendiri.

4. TIK dan Pedagogi

            TIK memiliki pengaruh besar pada dunia di mana orang-orang muda hidup. E-learning yaitu belajar yang didukung atas fasilitas oleh TIK, memiliki potensi yang cukup besar untuk mendukung pendekatan pengajaran, dengan tidak melupakan dimensi pedagogi. E-learning bermanfaat dalam berbagai hal
  • Membantu penguatan koneksi yang memungkinkan siswa untuk masuk dan menjelajahi lingkungan belajar yang baru, mengatasi hambatan jarak dan waktu.
  • Memfasilitasi pembelajaran bersama dengan memungkinkan siswa untuk bergabung dengan menciptakan komunitas pelajar yang memperpanjang kegiatan belajar secara lebih baik di luar kelas.
  •  Membantu dalam penciptaan lingkungan yang menunjang pembelajaan dengan menawarkan sumber daya yang memperhitungkan individu, budaya, atau perbedaan perkembangan.
  •  Meningkatkan kesempatan untuk belajar bagi siswa dengan menawarkan pengalaman virtual dan alat - alat yang menghemat waktu mereka, sehingga memungkinkan mereka belajar lebih lanjut.

5. Kenikmatan Belajar

            Kelas yang optimal sering divisualisasikan sebagai sebuah sistem yang terstruktur dengan jelas, dimana guru adalah pusat sebuah jaringan radial terorganisasi yang jari – jarinya terdefenisi dengan hati – hati dalam mengirimkan informasi kepada siswa yang terletak pada tepi radial itu.
            Prinsip – prinsip pedagogis mengikuti karakteristik dasar genetis
  •  Baik siswa maupun guru perlu memiliki ruang dan kesempatan untuk mengeksplorasi, yaitu belajar secara efektif.
  • Siswa dan guru bersama – sama aktif dan menjadi pembelajar, siswa dapat dipersepsi sebagai “partner” guru.
  • Guru memiliki peran khusus dalam meyakinkan bahwa semua pelajar perlu didukung secara istimewa.
  • Cakupan materi pelajaran menjadi kurang penting dibandingkan ruang dan kesempatan yang meyakinkan untuk mengeksplorasi.
  •  Kriteria penting untuk pemilihan konten harus memfasilitasi kegunaannya dalam eksplorasi.
  •  Apa yang paling penting bukanlah hasil tapi proses perkembangan.

sumber:



Danim. Sudarwan, 2013. Pedagogi, Andragogi dan Heutagogi. Bandung : Alfabeta