Kelompok 3 Mata Kuliah
Kreativitas
Livi Yohana 12-002
Eka Sartika 12-007
Muthia Audina 12-029
Permata Ismawarni Putri 12-030
Teori Wallas merupakan
salah satu teori tentang proses kreatif. Teori Wallas yang dikemukakan tahun
1926 dalam buku The Art of Thought (Piirto,1992) menyatakan bahwa proses
kreatif meliputi empat tahap, yaitu :
1. Persiapan
2. Inkubasi
3. Iluminasi
4. Verifikasi
Pada tahap pertama,
seseorang mempersiapkan diri untuk memecahkan masalah dengan belajar berpikir,
mencari jawaban, bertanya kepada orang lain, dan sebagainya. Kami dalam
merancang konsep performa kreatif kelompok telah melewati tahap ini. Di awal
saat menerima kontrak kuliah, kami sudah memikirkan akan mempersembahkan
penampilan seperti apa dan bagaimana.
Pada tahap kedua,
kegiatan mencari data atau informasi tidak dilanjutkan. Tahap inkubasi adalah
tahap di mana individu seakan-akan melepaskan diri untuk sementara dari masalah
tersebut, dalam arti bahwa ia tidak memikirkan masalahnya secara sadar, tetapi
"mengeramnya" dalam alam pra sadar. Kami juga telah melewati tahap
ini. Pada saat itu, kami sibuk dengan tugas individu masing-masing dan melupakan
sejenak mengenai konsep performa yang ingin kami tampilkan nantinya.
Tahap iluminasi adalah
tahap timbulnya "insight", timbulnya inspirasi atau gagasan baru,
serta proses-proses psikologis yang mengawali dan mengikuti munculnya
inspirasi/gagasan baru tersebut. Tahap ini terjadi pada kami saat sekita
seminggu menjelang UTS. Saat itu, muncullah kesepakatan inspirasi mengenai
konsep performa kreatif yang akan kami tampilkan.
Tahap terakhir yaitu
tahap verifikasi atau tahap evaluasi. Pada tahap ini, ide atau inspirasi kreasi
baru tersebut harus diuji terhadap realitas. Kami akan menuju tahap ini dan
akan melewati tahap ini saat kami telah menampilakan performa kreatif kelompok
di kelas Kreativitas nanti.
Tujuan dan Manfaat Pembuatan Karya Kreativitas
= Memberikan pesan
moral yang tidak menggurui dengan cara yang lebih akrab
= Sebagai media untuk
mengekpresikan kreativitas kelompok
= Sebagai pembelajan
untuk mengembangkan kreativitas
Perencanaan :
Banyak sekali kita liat
sekarang fenomena yang terjadi di sekitar kita, mulai dari yang sudah berumur,
belum berumur, atau sedang berumur tidak mengindahkan segala peraturan yang
telah ditetapkan. Kita liat saja di jalanan sekarang sudah bagaimana?
Semberautnya sudah tidak bisa di deskripsikan lagi, salip sana, salip sini,
jalan terus walaupun lampu di pinggiran jalan menyala merah meriah, tidak
jarang yang sengaja menghidupkan bunyi klakson pada saat si merah itu muncul.
Nah, mungkin untuk menyadarkan betapa pentingnya tata tertib ketika kita sedang
berada di jalanan adalah dengan cara menyuguhkan sebuah tontonan yang ringan
tetapi berpesankan moral yang jauh dari sifat menggurui. Kami akan
mempersembahkan sebuah performa kreatif berupa drama singkat yang bertemakan
“Ugal-ugalan Membawa Derita”. Di sini kami merancang konsep sebagai berikut :
- Permata Ismawarni
Putri sebagai pengemudi motor
- Livi Yohana sebagai
pengemudi motor
- Eka Sartika sebagai
rambu lalu lintas
- Muthia Audina sebagai
polisi lalu lintas
Rangkaian drama yang
akan kami tampilkan adalah :
Ada dua orang anak muda
dengan gaya “sok keren” tidak mematuhi peraturan lalu lintas dan tidak memakai
atribut yang lengkap. Kemudian, ada seorang polisi lalu lintas yang sedang
berjaga, polisi tersebut memperingatkan mereka dan hendak menilang motor mereka,
tetapi mereka melarikan diri. Ketika mereka kebut-kebutan dalam melarikan diri
tiba-tiba saja mereka kecelakaan. Di akhir cerita polisi akan memberikan pesan
moral kepada audience.
Nah, apa saja bahan
yang akan kami gunakan ?
Kami akan memakai kostum
yang tidak biasanya (misalnya: orang yang naik motor memakai baju yang tidak
biasa, polisi dsb), semua wajah aktor akan ditutup dengan kardus yang berbentuk
wajah lucu dan ada yang menjadi rambu lalu lintas.