TUGAS MATA KULIAH PEDAGOGI
HASIL WAWANCARA TERHADAP SEORANG GURU
O
L
E
H
PERMATA ISMAWARNI PUTRI (121301030)
FAKULTAS
PSIKOLOGI
UNIVERSITAS
SUMATERA UTARA
2014
BAB I
PENDAHULUAN
Salah
satu kunci dalam peningkatan kualitas dari pendidikan anak adalah terletak pada guru. Guru harus
mempunyai kompetensi agar mampu mewujudkan kinerja dengan efektif dan tepat.
Kompetensi profesional yang dimaksud tersebut adalah kemampuan guru untuk
menguasai masalah akademik yang sangat berkaitan dengan pelaksanaan proses
belajar mengajar, sehingga kompetensi ini mutlak dimiliki guru dalam
menjalankan tugasnya sebagai pendidik dan pengajar.
Mendidik, mengajar, dan
melatih anak didik adalah tugas guru sebagai suatu profesi.Guru yang
profesional adalah guru yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam
bidang keguruan sehingga mampu melaksanakan tugas mendidik peserta didik. Tugas
guru sebagai suatu profesi, menuntut guru untuk mengembangkan profesionalitas
diri sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Guru
merupakan komponen pendidikan yang sangat berperan penting dalam kegiatan
belajar mengajar. Kedudukan guru merupakan posisi yang penting dalam dunia
pendidikan khususnya di lembaga pendidikan formal.
Saya mewawancarai bapak C.E, SH, SPd karena
beliau merupakan guru SMP saya. Beliau merupakan salah satu guru yang menjadi
inspirasi saya. Ketika beliau menjadi guru saya, saya mendapat banyak pelajaran
yang sangat berarti dan saya banyak di beri motivasi-motivasi yang dapat
mendorong saya untuk lebih berusaha dan pantang menyerah.
BAB II
HASIL WAWANCARA
1.
Identitas Subjek
Nama
(Inisial) : C.E, SH, S.Pd
Jenis
Kelamin : Laki-laki
Umur : 48 tahun
Pengalaman
Mengajar : tahun (1989-sekarang)
Sekolah
Mengajar : MTS.s AL-Khairiyah Pematangsiantar
Status : sudah sertifikasi
2.
Tempat dan Waktu Wawancara
Tempat : Sekolah, tempat
mengajar Bapak C.E, SH, S.PdI
Waktu :
Sabtu, 22 Maret 2014, Pukul 10.00-11.00 WIB
3.
Hasil Wawancara
Saya melakukan wawancara ketika saya
pulang ke kampung halaman saya. Sebelum saya mewawancarai bapak C.E, SH, SPd,
terlebih dahulu saya menghubungi beliau dan mengadakan janji untuk mewawancarai
beliau pada tanggal 22 Maret, pukul 10.00 di sekolah tempat beliau mengajar.
Adapun hasil dari wawancara saya pada bapak C.E, SPd yaitu sebagai berikut:
·
Pandangan Bapak C.E, SH, SPd tentang
pendidikan
Menurut bapak C.E, SH, SPd pendidikan amatlah
penting. Karena dengan adanya pendidikan dapat mencerdaskan generasi muda dalam
memajukan bangsa dan negara di era globalisasi ini. Pendidikan juga salah satu
modal untuk hidup di zaman yang serba sulit dan zaman yang semakin berkembang.
Bapak C.E, SH, SPd juga berpendapat bahwa setiap
orang berhak mendapatkan pendidikan. Dimana dengan pendidikan akan terciptalah
sumber daya manusia yang memiliki kompetensi tinggi.
Pendidikan tidak hanya berfungsi untuk mencari
pekerjaan yang bagus tetapi juga berfungsi dalam mengasah kemampuan dan
keterampilan seseorang dalam menghadapi masalah dan menyelesaikannya dengan
tepat.
·
Motivasi yang mendasari Bapak C.E, SH,
Spd dalam mengajar
Motivasi bapak C.E, SH, SPd dalam mengajar ialah
mencerdaskan generasi muda. Karena ilmu pengetahuan sangatlah penting. Negara
dapat tumbuh pesat dan maju karena memiliki sumber daya yang berkualitas
tinggi. Bapak C.E, SH, SPd berharap dengan ia mengajar ia dapat membentuk
generasi-generasi muda yang lebih kompeten dan berkualitas.
Selain mencerdaskan anak didik, motivasi bapak C.E,
SH. SPd ialah membentuk akhlakul karimah dan merubah pola moral anak. Karena
pada zaman ini moral semakin bergeser dari asas – asas yang seharusnya. Banyak
anak tidak lagi memiliki etika yang dapat di sebabkan oleh banyak faktor yang
salah satunya adalah faktor lingkungan yang semakin buruk.
·
Sudut pandang Bapak C.E, SH, Spd dalam melihat peserta
didik
Bapak C.E, SH, SPd mengelompokkan tiga karakteristik
dari peserta didik. Pertama, peserta
didik yang sekolah atau menuntut ilmu memang mempunyai niat. Peserta didik yang
seperti ini menuntut ilmu karena memang keinginan yang timbul dari diri
sendiri, mereka menyadari bahwa ilmu pengetahuan sangat penting bagi mereka
untuk bekal di kemusian hari. Kedua,
peserta didik yang sekolah atau menuntut ilmu setengah – setengah. Maksudnya
adalah, peserta didik yang memang mempunyai niat untuk menuntut ilmu tetapi
karena faktor lingkungan yang tidak baik dan terkadang pengaruh teman yang
buruk, mengakibatkan mereka menuntut ilmu menjadi setengah-setengah. Contohnya
anak yang dari rumah pergi untuk sekolah, tetapi ketika di jalan ia bertemu
dengan temannya, dan temannya mengajak untuk tidak bersekolah. Maka ia bisa
terpengaruh kmenjadi tidak sekolah. Ketiga,
anak didik yang tidak memiliki niat sama sekali. Biasanya anak didik yang
memiliki karakteristik ketiga, sekolah atau menuntut ilmu karena paksaan dari
orang tua, atau bisa juga karena temannya bersekolah dia juga ikut bersekolah,
padahal dalam dirinya tidak ada niatan untuk sekolah.
·
Filosofi Bapak C.E, SH, SPd dalam
mengajar
Bapak C.E, SH, SPd mengibaratkan anak didik seperti
“POHON BERINGIN”. Saat pohon beringin ditanam dan tumbuh, maka sepuluh tahun
kemudian akan melindungi saya. Karena pohon beringin sifatnya rindang dan kokoh
yang dapat meneduhkan. Dan prinsip bapak C.E, SH, SPd, dia akan tua, maka yang
meneruskan perjuangannya dalam memajukan negeri ini adalah generasi muda. Dia
berharap anak didiknya seperti pohon beringin yang besar dan kokoh, dimana anak
didiknya dapat menjadi orang yang sukses dan dapat menjadi petinggi negara yang
memajukan negara serta melindungi negara ini. Hanya bekal ilmulah yang dapat ia
berikan kepada anak didiknya untuk menunjang karier mereka di masa yang akan
datang.
·
Pendekatan Bapak C.E, SH, SPd dalam
mengajar
Bapak C.E, SH, SPd melakukan berbagai pendekatan
dalam mengajarkan ilmu pengetahuan kepada peserta didiknya. Sebelum mengajar
bapak C.E, SPd melihat karakter-karakter dari seluruh peserta didiknya. Bapak
C.E, SH, SPd juga selalu berusaha untuk lebih menguasai materi pelajaran, dan
lebih mempersiapkan diri untuk mengajar. Beliau mengatakan bahwa siswanya
selalu di prioritaskan yang utama.
Misalnya beliau melihat anak didiknya malas belajar,
ia melakukan pendekatan-pendekatan yang dapat memotivasi seorang anak untuk
membangkitkan gairahnya dalam belajar dan menasehati serta mendekati anak
didiknya, setelah itu barulah beliau mengajar.
Bapak C.E, SH, SPd juga melakukan dua pendekatan
dalam mengajar. Pertama, metode student-center, dimana proses
pembelajaran berfokus pada siswa. Contohnya bapak C.E, SH, SPd memberikan tugas
membuat makalah tentang materi yang akan dipelajari lalu dipresentasikan, dan
di akhir presentasi bapak C.H, SH, SPd memberikan feedback. Kedua, metode teacher-center , yang merupakan proses pembelajaran yang berpusat
pada guru. Contonya bapak C.H. SH, SPd yang memberikan semua materi bahan
pembelajaran.
Untuk mengetahui dan mengevaluasi peserta didik,
bapak C.H. SH, SPd memberikan ujian setiap tiga minggu sekali untuk mengetahui
sejauh mana pengetahuan peserta didiknya. Dan bapak C.H. SH, SPd selalu
memberikan reward yang bervariasi
setiap ujian yang dilakukan tiga minggu sekali, bagi peserta didik yang
mendapatkan nilai diatas 80. Sehingga peserta didiknya menjadi antusias dalam
belajar agar mendapat nilai yang baik.
BAB III
PEMBAHASAN
Guru
yang cerdas atau jenius pada intinya mencerminkan keterpelajaran integritas,
dan kemampuan berkomunikasi dengan siswa. Seorang guru yang efektif menginspirasi
dan memprovokasi dengan baik murid-muridnya. Guru profesional memegang
kebiasaan berpikir, tidak bertahan pada cara-cara tradisional dan hanya
memegang kaidah-kaidah berpikir vertikal, tanpa membangun alternatif.
Kaitan dengan Teori Mengajar, Ahli
Pedagogi, dan Paradigma Belajar
Pembelajaran melibatkan interaksi
guru dan siswa atas materi pelajaran yang telah ditetapkan. Kegiatan mengajar
yang unggul dipandang sebagai proses akademik, dimana siswa termotivasi belajar
secara berkelanjutan, substansial, dan positif terutama berkaitan dengan
bagaimana mereka berpikir, bertindak, dan merasa. Oleh karena itu bapak C.E,
SH, SPd selalu memberikan motivasi kepada peserta didik sebelum beliau
menyampaikan materi pelajaran.
Guru yang memiliki kemampuan
mengajar yang unggul memiliki karakteristik sebagai berikut (Danim : 2013)
·
Keahlian pokok.
Terlihat
pada saat bapak C.H, SH, SPd mengatakan bahwa beliau selalu menguasai dan
meteri lebih jauh bukan hanya dari sekedar buku teks.
·
Ahli pedagogis.
Bapak
C.H, SH, SPd selalu menetapkan tujuan-tujuan dalam pembelajaran. Beliau juga
selalu mendorong peserta didik untuk belajar dan menjadikan mereka sebagai
prioritas yang utama.
·
Komunikator yang unggul
Hal
ini terliahat ketika bapak C.H, SH, SPd berkomunikasi secara lisan dengan
peserta didik terutama pada peserta didik yang kurang minat dalam belajar.
Beliau selalu bertanya mengapa mereka malas belajar, dan beliau selalun
menasehati peserta didiknya dengan penuh kesabaran dan kasih sayang.
·
Mentor yang berpusat pada siswa.
Bapak
C.H, SH, SPd mengatakan bahwa siswa merupakan hal yang utama. Beliau selalu
mengayomi peserta didiknya dan membuat peserta didiknya nyaman dalam menerima
pembelajaran.
·
Asesor yang sistematis dan berkelanjutan.
Hal
ini terlihat ketika Bapak C.H, SH, SPd menggunakan berbagai cara pendekatan
dalam belajar. Beliau selalu memberikan motivasi sebelum mengajar dan
mempersiapkan diri sebelum mengajar. Juga menciptakan suasana belajar senyaman
mungkin.
Guru
yang efektif menggunakan strategi pembelajaran yang efektif. Dalam hal ini
strategi bermakna rencana, metode, serangkaian manuver atau siasat untuk
mencapai tujuan atau hasil tertentu. Bapak CH, SH, SPd menggunakan metode
pembelajaran yang efektif dimana beliau selalu mengevaluasi pelajaran dengan
mengadakan ujian setiap tiga minggu sekali. Dan bagi siswa yang mendapat nilai
tinggi akan diberi reward.
Kaitan dengan Teori Profil Guru
yang diinginkan
Karakteristik
yang harus dimiliki oleh guru adalah sebagai berikut (Danim 2013)
·
Pengetahuan dan keterampilan yang
berkaitan dengan filsafat pendidikan, sejarah pendidikan, psikologi psikologi
pendidikan dan sosiologi pendidikan.
·
Pengetahuan dan keterampilan yang
berkaitan dengan proses pembelajaran dan evaluasi pendidikan, serta
pengembangan ilmu.
·
Pengetahuan dan keterampilan yang
berkaitan dengan bidang studi bagi calon guru bidang studi dan kegurukelasan bagi
calon guru kelas
·
Pengetahuan dan keterampilan khusus yang
diperoleh melalui praktik mengajar dikelas atau bentuk lain dari prakti
pendidikan
Kaitan dengan Teori Guru yang Baik
Guru yang baik bercirikan sebagai
berikut (Danim 2013):
·
Memiliki kesadaran akan tujuan
·
Memiliki harapan akan keberhasilan bagi
semua siswa
·
Menunjukkan kemampuan beradaptasi dan
berubah untuk memenuhi kebutuhan siswa
·
Mencerminkan komitmen pada pekerjaan
mereka
·
Belajar dari berbagai model
·
Menikmati pekerjaan dan siswa mereka
Bapak C.H, SH,
SPd selalu berusaha memiliki keterampilan guru yang baik seperti diatas. Karena
beliau sangat berminat dalam bidang mengajar oleh karena itu beliau berkuliah
S-1 keguruan walaupun beliau telah menyelesaikan S-1 Hukumnya. Tujuannya ialah
agar lebih matang dalam mengajar dan menambah pengalaman dan mencari ilmu
bagaimana mengajar yang baik.
Kaitan dengan Teori Pedagogi
Teoritis dan Prinsip-prinsip Pedagogis
Pedagogi tidak hanya berkutat pada
ilmu dan seni mengajar, melainkan ada hubungannya dengan pembentukan generasi
baru, yaitu pengaruh pendidikan sebagai sistem yang bermula pada pengembangan
individu atau peserta didik (Danim, 2013). Dalam mengajar bapak C.H, SH, SPd
bukan hanya sekedar menyampaikan ilmu saja kepada anak didiknya melainkan
beliau selalu memberikan motivasi – motivasi yang dapat membuat peserta didik
lebih bersemangat dalam menuntut ilmu. Beliau juga menjalin komunikasi yang
baik terhadap setiap siswa yang diajarnya.
Kaitan dengan Teori Pedagogi, TIK,
dan Fenomena Kontemporer
Di
zaman yang semakin berkembang ini kemajuan teknologi juga semakin pesat. Hal
ini dapat menimbulkan efek yang positif dan negatif bagi peserta didik. Guru
juga sangat berperan dalam membimbing anak didik dalam menghadapi perkembangan
TIK yang semakin maju. Guru dapat membimbing peserta didik untuk menggunakan
TIK sebagai sarana mencari bahan dan materi untuk belajar. Sebaliknya apabila
anak didik tidak dibimbing maka TIK akan berdampak negatif karena digunakan
untuk hal-hal yang tidak baik, seperti bermain game kekerasan dan lain-lain.
Dengan kemajuan TIK bapak C.H, SH,
SPd selalu berusaha mengikuti perkembangannya. Hal ini menjadi motivasi yang
besar bagi beliau. Dalam mengajar terkadang beliau menggunakan laptop dan
infokus. Beliau juga sealalu membimbing peserta didiknya dalam menghadapi
perkembangan TIK yang semakin maju.
Siswa
belajar paling baik jika guru (Danim, 2013)
·
Menciptakan lingkungan yang menunjang
pembelajaran.
Bapak
C.H, SH, SPd selalu membuat belajar mengajar senyaman mungkin. Beliau mencoba
berbagai cara dan metode dalam mengajar. Contohnya ketika anak mulai bosan
dalam belajar, beliau mencoba pengajaran melalui games seperti mengisi
kotak-kotak yang berkaitan dengan materi pelajaran.
·
Membuat sambungan ke pembelajaran dan pengalaman
sebelumnya.
Hal
ini terlihat ketika bapak C.H, SH, SPd memberikan feedback di akhir
pembelajaran. Dan juga ketika beliau mengadakan ujian setiap tiga minggu
sekali.
BAB IV
KESIMPULAN
Pedagogi bukan hanya seni mengajar,
tetapi juga mendorong peserta didik untuk melakukan pemahaman ulang bagaimana
menggunakannya, dimana kurikulum disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik dan
kemajuan zaman.
Dalam
pedagogi guru berusaha menyampaikan pengetahuan yang dimilikinya kepada peserta
didik, dapat mengembangkan pikirannya, memiliki ide-ide baru, dan menggunakan
pengetahuan yang diperoleh dalam mengatasi permasalahan kehidupan sehari-hari.
Pada proses
belajar dan mengajar terdapat dua peran yang berinteraksi yaitu peserta didik
dan guru. Tujuan guru mengajar adalah mentransfortasikan
pengetahuan dan keterampilan, serta memberikan pewarnaan nilai pada siswa,
tetapi tidak identik dengan tujuan dalam
diri siswa sendiri.
BAB V
SARAN
- Seharusnya pemerintah lebih mengutamakan kesejahteraan guru, karena guru merupakan aset sebuah negara yang dapat memajukan kehidupan bangsa.
- Sekolah sebaiknya lebih memfasilitasi guru dalam mengajar dan memfasilitasi siswa dalam belajar.
BAB VI
DAFTAR PUSTAKA
Danim.
Sudarwan, 2013. Pedagogi, Andragogi dan Heutagogi. Bandung : Alfabeta