Rabu, 02 April 2014

PEDAGOGI TRADISIONAL DAN MODERN



1.Makna Tradisional
        Pedagogi bermakna cara seorang guru mengajar atau seni mengajar (the art of teaching). Pedagogi secara umum diberi makna lebih luas, yaitu merujuk pada strategi pembelajaran, dengan titik tekan pada gaya guru dalam mengajar.
        Pedagogi berasal dari bahasa Yunani paidagogeo, dimana pais, genetif, paidos berarti “anak” dan ago berarti “memimpin”; sehingga secara harfiah pedagogi berarti “memimpin anak”. Dalam bahasa Yunani Kuno, umumnya kata pedagogi bermakna seorang budak (pembantu rumah tangga) yang mengawasi pengajaran putra tuan atau majikannya.
        Kata pedagogi ini diturunkan dari bahasa Latin yang bermakna : mengajar anak. Dalam makna modern, istilah pedagogy dalam Inggris merujuk kepada seluruh konteks dan sumber daya operasi pengajaran dan pembelajaran yang secara nyata terlibat didalamnya.  
        Dalam bahasa Inggris, istilah pedagogi (pedagogy) digunakan merujuk kepada teori pengajaran, dimana guru berusaha memahami bahan ajar, mngenali siswa, dan menentukan cara mengajarnya.
Tiga Isu
        Tiga isu tertentu muncul terkait dengan masalah pedagogi:
1.    Pedagogi merupakan sebuah proses yang bertujuan.
2.   Banyak pekerjaan “pedagogi sosial” yang telah digunakan untuk menggambarkan prinsip-prinsip mengajar anak-anak dan kaum muda.
3.   Sejauh mana pengertian pedagogi telah dipahami dan dominan mewarnai proses pembelajaran dalam konteks sekolah.
Secara tradisional, pedagogi adalah seni mengajar. Guru yang efektif senantiasa mengguanakna alternatif strategi pembelajaran, karena tidak ada pendekatan tunggal yang universal untuk semua bahan ajar dan situasi.
2.Normatif vs Pragmatis
        Pedagogi adalah isu strategis utama yang dihadapi profesi guru dan pendidikan umum. Pendekatan normatif sering dipandang terlalu utopis dan pendekatan pragmatis sering dipersepsi sama problematisnya dikaitkan dengan visi dan relevansinya bagi proses mengajar dan belajar di abad ini, karena itu, empat hal berikut ini memerlukan kajian yang lebih mendalam ketimbang sebatas mendeskripsikannya di permukaan.
1.    Defenisi dan pemahaman pedagogi, khususnya dari perspektif komparatif.
2.   Munculnya pedagogi sebagai ilmu interdisipliner.
3.   Pedagogi dan kaitannya dengan aspek-aspek ekonomi mengajar dan belajar.
4.   Faktor-faktor pendukung dan membatasi pengembangan pedagogi.
3.Model Logika
        Pedagogi sesungguhnya adalah model logika, sebuah alat yang ampuh untuk meningkatkan mutu proses dan hasil belajar di semua satuan pendidikan atau sekolah, baik sebagai seni (praktis) maupun sebagai ilmu (teoritis). Pedagogi harus dilihat dalam hubungan kausal untuk hal-hal berikut ini.
1.    Masukan, yaitu pengetahuan dan sumber daya, baik pedagogis itu sendiri maupun konten pengetahuan, yang mendorong standar profesional dan mengarah pada praktik dan peningkatan hasil pembelajaran.
2.   Proses, yaitu transformasi yang paling mungkin untuk meningkatkan hasil-hasil pembelajaran, misalnya, seperangkat kodifikasi yang jelas, standar profesional yang eksplisit, serta praktik dan fasilitasi belajar profesional.
3.   Hasil, yaitu meningkatkan hasil belajar untuk semua siswa pada semua satuan pendidikan, serta hasil belajar guru itu sendiri selaku tenaga profesional.
Kajian atas ketiga komponen di atas, sesungguhnya tidak cukup. Masih diperlukan telaah mendalam dan berguna untuk lebih memahami dan mengembangkan pedagogi dan standar pengajaran profesional teutama berkaitan dengan tiga hal berikut ini :
a.   Situasi, berupa fokus, kebutuhan, masalah, atau tantangan yang harus diatasi oleh guru selama proses pembelajaran.
b.   Asumsi, yaitu teori, nilai, prinsip, dan keyakinan yang tersirat dalam inisiatif apapun.
c.   Pengaruh eksternal, yaitu politik, sosial, organisasi, dan konteks kebijakan ekonomi yang memungkinkan atau membatasi pengembangan standar profesional, serta praktik dan hasil pembelajaran pada seluruh sistem atau tingkat sekolah.

Licin dan Samar
        Memang hingga kini pedagogi masih dipandang sebagai konsep yang licin dan samar – samar. Hal ini seharusnya tidak terjadi, karena ada tradisi penelitian yang kuat di bidang ini. Namun secara historis, kesulitan dalam mendefenisikan antara teori dan praktik, seni dan ilmu telah muncul sejak awal.
        Dengan demikian, muncul pencabangan berfikir untuk melihat dan kemungkinan mendiskusikan fenomena berikut ini :
Ilmu  vs Seni pedagogi
Teori vs Praktik pedagogi
Pengetahuan pedagigis vs pengetahuan ilmiah mata pelajaran
Kegiatan mengajar vs kegiatan belajar

4. Pedagogi Modern
Pandangan tradisional menempatkan pedagogi pada seni dalam mengajar atau mengasuh. Kini sangat kuat mengembangkan hubungan dialektis yang bermanfaat antara pedagogi sebagai seni dan pedagogi sebagau ilmu (Salvatori, 1996).
Beberapa defenisi yang terkait dengan pedagogi disajikan sebagai berikut ini :
a.   Pengajaran ( teaching ), yaitu teknik dan metode kerja guru dalam mentransformasikan konten pengetahuan, merangsang, mengawasi, dan memfasilitasi pengembangan siswa untuk mencapai pembelajaran yang berhasil.
b.   Belajar ( learning ) yaitu proses siswa mengembangkan kemandirian dan inisiatif dalam memperoleh dan meningkatkan pengetahuan serta keterampilan.
c.   Hubungan mengajar dengan belajar dan segala faktor lain yang tergamit mendorong minat pedagogi, misalnya, siswa melakukan penelitian yang sederhana.
d.   Hubungan mengajar dan belajar berkaitan dengan semua pengaturan dan pada segala tahapan usia, yaitu, sebagaimana yang dikembangkan di lembaga – lembaga pendidikan formal dan nonformal dalam masyarakat , dalam keluarga, dan dalam kehidupan kerja ( Cropley dan Dave, 1978 ) .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar