NAMA : PERMATA ISMAWARNI
PUTRI PURBA
NIM : 121301030
FAKULTAS : PSIKOLOGI
DEMOKRASI VS MONARKI
Bahwa keluargaku berkehidupan
dengan demokrasi. Dimana setiap anggota keluarga bebas mengutarakan pendapatnya
dan mengekspresikan dirinya.
Ayah saya bersuku
batak. Walaupun suku batak mempunyai sifat yang keras dan tegas, tetapi ayah
saya tidak seperti orang batak yang seperti biasanya. Ayah saya mempunyai jiwa
yang lembut dan jarang sekali marah. Ya mungkin karena ayah saya pernah tinggal
di jawa selama kurang lebih 10 tahun makanya terkadang orang mengira ayah saya
bersuku jawa. Ayah saya seorang guru. Karena ia seorang pendidik ia mendidik
anak-anaknya dengan sistem demokrasi. Dimana kami selaku anak-anaknya bebas berpendapat
dan bebas mengekspresikan diri
masing-masing. Tetapi walaupun begitu tetap saja semua keputusan ada ditangan
ayah saya. Dan jika kami berpendapat dan meminta sesuatu hal ayah selalu
mendiskusikannya kepada seluruh anggota keluarga yaitu ibu, kedua abang dan
saya, agar tidak terjadi salah paham dan tidak terjadi penyimpangan. Contohnya
sewaktu saya mengambil jurusan psikologi awalnya ayah menentang saya tetapi
karena saya berpendapat saya ingin sekali menjadi psikolog dan setelah di
diskusikan kepada seluruh keluarga pada akhirnya saya diperbolohkan mengambil
jurusan psikologi. Dan seperti sekarang ini akhirnya saya bisa kuliah di USU
jurusan Psikologi.
Ibu saya seorang ibi
rumah tangga. Dimana ibu saya bersuku jawa. Banyak orang yang mengatakan suku
jawa itu lemah lembut. Tetapi tetap saja ibu kami mendidik kami selaku
anak-anaknya dengan tegas. Terkadang orang menyangka ibu saya adalah suku batak
karena terkadang wajah dan sifat ibu saya seperti layaknya orang batak, ya
mungkin karena ibu saya sudah lama tinggal di daerah batak. Ibu saya menganut
sistem demokrasi seperti ayah saya. Ibu selalu membebaskan kami dalam
berpendapat mengapresiasikan suatu ide atau hal-hal yang lainnya. Walau begitu
ibu selalu menasehati kami jika pendapat kami kurang baik dan tidak dapat diterima
dalam keluarga. Tapi terkadang ibu saya menganut sistem monarki dalam mencari
pacar ataupun calon hidup. Seperti abang saya jika dia mempunyai pacar dan ibu
saya tidak menyukainya abang saya tidak boleh pacaran dengan kekasihnya itu.
Dan terkadang ibu saya menjodohkannya dengan pilihannya dan hal itu tidak boleh
di bantah oleh abang saya. Apalagi terhadap saya ibu selalu mengatur apa yang
harus saya lakukan dan kerjakan walau hal itu kadang tidak keinginan saya.
Tetapi jika hal yang diperintahkan ibu saya tidak kami turuti dia akan marah
besar kepada kami.
Tetapi walaupun
terkadang ibu saya menganut sistem monarki dan ayah saya menganut sistem
demokrasi yang mutlak kami tetap menjadi keluarga yang bahagia. Ayah sering
menasehati ibu secara pelan-pelan agar tidak terlalu memaksakan kehendaknya
dengan anak-anaknya. Dan lama-kelamaan ibu akan sadar bahwa hal itu bisa
membuat anaknya tertekan. Ya oleh karena itu sekarang ibu saya hampir tidak
pernah menggunakan sistem monarki lagi. Dan kami menjadi keluarga yang
harmonis, damai, sejahtera dan bahagia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar