Jumat, 26 April 2013

DEMOKRASI VS MONARKI


NAMA            : PERMATA ISMAWARNI PUTRI PURBA
NIM                : 121301030
FAKULTAS    : PSIKOLOGI


DEMOKRASI VS MONARKI

Bahwa keluargaku berkehidupan dengan demokrasi. Dimana setiap anggota keluarga bebas mengutarakan pendapatnya dan mengekspresikan dirinya.
            Ayah saya bersuku batak. Walaupun suku batak mempunyai sifat yang keras dan tegas, tetapi ayah saya tidak seperti orang batak yang seperti biasanya. Ayah saya mempunyai jiwa yang lembut dan jarang sekali marah. Ya mungkin karena ayah saya pernah tinggal di jawa selama kurang lebih 10 tahun makanya terkadang orang mengira ayah saya bersuku jawa. Ayah saya seorang guru. Karena ia seorang pendidik ia mendidik anak-anaknya dengan sistem demokrasi. Dimana kami selaku anak-anaknya bebas berpendapat dan  bebas mengekspresikan diri masing-masing. Tetapi walaupun begitu tetap saja semua keputusan ada ditangan ayah saya. Dan jika kami berpendapat dan meminta sesuatu hal ayah selalu mendiskusikannya kepada seluruh anggota keluarga yaitu ibu, kedua abang dan saya, agar tidak terjadi salah paham dan tidak terjadi penyimpangan. Contohnya sewaktu saya mengambil jurusan psikologi awalnya ayah menentang saya tetapi karena saya berpendapat saya ingin sekali menjadi psikolog dan setelah di diskusikan kepada seluruh keluarga pada akhirnya saya diperbolohkan mengambil jurusan psikologi. Dan seperti sekarang ini akhirnya saya bisa kuliah di USU jurusan Psikologi.
            Ibu saya seorang ibi rumah tangga. Dimana ibu saya bersuku jawa. Banyak orang yang mengatakan suku jawa itu lemah lembut. Tetapi tetap saja ibu kami mendidik kami selaku anak-anaknya dengan tegas. Terkadang orang menyangka ibu saya adalah suku batak karena terkadang wajah dan sifat ibu saya seperti layaknya orang batak, ya mungkin karena ibu saya sudah lama tinggal di daerah batak. Ibu saya menganut sistem demokrasi seperti ayah saya. Ibu selalu membebaskan kami dalam berpendapat mengapresiasikan suatu ide atau hal-hal yang lainnya. Walau begitu ibu selalu menasehati kami jika pendapat kami kurang baik dan tidak dapat diterima dalam keluarga. Tapi terkadang ibu saya menganut sistem monarki dalam mencari pacar ataupun calon hidup. Seperti abang saya jika dia mempunyai pacar dan ibu saya tidak menyukainya abang saya tidak boleh pacaran dengan kekasihnya itu. Dan terkadang ibu saya menjodohkannya dengan pilihannya dan hal itu tidak boleh di bantah oleh abang saya. Apalagi terhadap saya ibu selalu mengatur apa yang harus saya lakukan dan kerjakan walau hal itu kadang tidak keinginan saya. Tetapi jika hal yang diperintahkan ibu saya tidak kami turuti dia akan marah besar kepada kami.
            Tetapi walaupun terkadang ibu saya menganut sistem monarki dan ayah saya menganut sistem demokrasi yang mutlak kami tetap menjadi keluarga yang bahagia. Ayah sering menasehati ibu secara pelan-pelan agar tidak terlalu memaksakan kehendaknya dengan anak-anaknya. Dan lama-kelamaan ibu akan sadar bahwa hal itu bisa membuat anaknya tertekan. Ya oleh karena itu sekarang ibu saya hampir tidak pernah menggunakan sistem monarki lagi. Dan kami menjadi keluarga yang harmonis, damai, sejahtera dan bahagia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar