Kejadian yang
tidak dapat saya lupakan sampai saat ini ialah pada saat saya baru masuk
psikologi, dimana sewaktu menjelang tes kesehatan. Saat itu saya terkena
penyakit demam berdarah, dan saya di haruskan rawat inap di salah satu rumah
sakit di Kota Medan. Karena kondisi yang sangat lemah yang seharusnya trombosit
yang normal 10000 tetapi trombosit darah saya hanta 1600.
Pada saat itu
saya merasa sangat terharu melihat kedua orang tua saya. Mereka sangat cemas
terhadap saya. Dimana ayah saya lebih memilih meninggalkan pekerjaan berhari –
hari demi menjaga saya di rumah sakit. Ayah menjaga saya tak kenal lelah dari
mulai bangun hingga saya terlelap tidur. Ayah tidur di lantai dengan hanya
menggunakan ambal yang di sediakan ibu saya. Namun biarpun begitu saya tidak
melupakan perjuangan ibu saya juga, karena ibu saya juga sangat membuat saya
terharu. Saya di paksa makan bubur hingga saya menangis sementara saya sangat
tidak suka makan bubur. Namun ibu saya terus memaksa agar saya makan dan bisa
mengonsumsi obat. Memang saya sangat terharu dengan kedua orang tua saya. tapi
meskipun ibu saya ikut menjaga tetapi saya lebih terkesan dengan ayah. Karena
terkadang ibu saya tidak sabar, sementara ayah sangat sabar. Sampai-sampai ayah
rela meninggalkan pekerjaannya hingga berhari- hari yang sangat jarang
dilakukan ayah saya. Padahal pada saat itu ayah saya diharuskan untuk mencari
siswa/siswi baru bersama rekan-rekan kerjanya namun hal itu tidak diperdulikan
lagi oleh ayah. Ayah saya seorang kepala sekolah di salah satu MTS swasta di
tempat kelahiran saya yaitu kota Pematangsiantar. Biarpun saya sempat
mengatakan “ ayah pulang aja ke siantar nyarik siswa baru” lalu ayah saya
menjawab “ semua itu gag penting, yang terpenting buat ayah itu kesehatan kamu
dan melihat kamu sembuh, ayah sangat sayang pada kamu, kamu adalah kebanggaan
ayah, Ayah gag perduli sama urusan di luar sana sebelum kamu sembuh’’. Lalu
saya menjawab ‘’mungkin saya hanya menyusahkan ayah dan ibu’’ lalu ayah saya
berkata ‘’tidak kamu tidak menyusahkan semuanya, ini adalah salah satu cobaan
Allah kepada kita, ayah akan selalu menjaga kamu, kamu adalah anak yang paling
ayah sayangi dan ayah banggakan, Yang terpenting adalah kamu, oleh karena itu
jangan pernah sekalipun kecewakan ayah”. Kata-kata itulah yang akan selalu saya
ingat kini dan nanti. Saat mendengar itu
saya menangis karena betapa perdulinya orang tuaku pada saya. Dan kata-kata
itulah yang akan menjadi pemacun semangat saya. Apalagi dalam kuliah, saya tidak
akan pernah mengecewakan orangtua saya, terutama ayah saya.
Kedua orang tua
saya menjaga saya hingga berhari-hari di rumah sakit sampai akhirnya saya
diperbolehkan pulang oleh dokter yang merawat saya selama di rumah sakit.
Disinilah saya sangat merasakan betapa sayangnya orang tua saya terutama ayah
saya.
Demikian lah
cerita yang paling mengesankan yang sampai saat ini tidak dapat saya lupakan
dari perjuangan orang tua saya, terkhusus ayah saya tercinta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar