Kamis, 06 Juni 2013

TEST U MANN-WHITNEY


FUNGSI
TEST U MANN-WHITNNEY untuk mengukur data ordinal. Dapat dipakai untuk menguji apakah dua kelompok independen telah ditarik dari populasi yang sama. Test ini termasuk dalam test yang paling kuat diantara tes-tes non parametrik. Test u mann-whitney merupakan alternatif lain untuk test t parametrik yang paling berguna apabila peneliti ingin menghindari anggapan-anggapan test t itu, atau manakala pengukuran dalam penelitiannya lebih lemah dari skala interval.
METODE
            Kita tetapkan nilai n1=banyak kasus dalam kelompok yang lebih kecil dari kedua kelompok  independen yang ada, dan n2 adalah banyak ksus yang lebih besar. Untuk menerapkan tes u mann whitnney, pertama-tama kita menggabungkan observasi –observasi atau skor-skor dari kedua kelompok itu, dan memberi ranking observasi-observasi itu dalam urutan dari yang terkecil hingga yang terbesar. Dalam pembelian ranking ini, kita perhatikan tanda aljabarnya, yakni : ranking terendah dikenakan pada bilangan negatif yang terbesar, jika ada.
            Sekarang pusatkan perhatian pada satu dari kedua kelompok tersebut, misalakan pada kelompok yang memiliki kaus n1. Harga U ( statistik yang di pakai dalam tes ini ) diperoleh dari beberapa kali suatu skor dalam kelompok dengan n2 kasus mendahului skor dalam kelompok yang banyak kasusnya n1 dalam ranking itu.
CONTOH UNTUK SAMPEL YANG SANGAT KECIL
Tabel menunjukkan gaji yang diterima oleh 5 orang sarjana ekonomi dan 4 orang insinyur setelah 3 tahun bekerja yang diperoleh sari sampel secara random

Tabel 1 Data Untuk Uji Mann-Whitney
SE
Gaji
Urutan
Ir
Gaji
Urutan
A
710
1
O
850
5
B
820
3,5
P
820
3,5
C
770
2
Q
940
8
D
920
7
R
970
9
E
880
6
                                               
                                                  R2 = 25,5

                                                R1=19,5



Penyelesaian:
1)      Ho : adalah bahwa setelah tiga tahun bekerja, gaji sarjana ekonomi tidak lebih rendah dibanding insinyur .
H1       : adalah gaji sarjana ekonomi lebih rendah dibanding gaji insinyur.
2)     tingkat signifikan
      Tetapan α = 5 %. Sementara n1 = 4 dan n2 = 4, u=2

3) jika di lihat dari tabel jawabannya = 0,600
4) kesimpulan =Karena nilai test statistik lebih besar dari nilai kritis maka Ho diterima berarti gaji sarjana ekonomi tidak lebih rendah dibanding sarjana insinyur

CONTOH SAMPEL SEDANG
Contoh:
Kita ingin menentukan apakah volume penjualan tahunan yang dicapai salesman yang tidak berpendidikan akademis berbeda dengan volume penjualan yang dicapai oleh salesman yang berpendidikan akademis. Diambil sampel random 10 salesman yang tidak berpendidikan akademis (n1=18), dan diambil sampel random lain yang independent 21 salesman yang berpendidikn akademis (n2=14). Dua grup tersebut dipisahkan sebagai grup A dan grup B. Volume penjualan dan jenjangnya ditunjukkan sebagai berikut:
Tabel 2
Volume penjualan tahunan dari salesman yang tidak berpendidikan akademis (A) dan yang berpendidikan akademis (B) beserta jenjangnya.
Salesman
A
Volume
Penjualan
Tahunan
(dalam ribuan Rp)
urutan
Salesman
B
Volume
Penjualan
Tahunan
(dalam ribuan Rp)
urutan
1
82
24
1
92
31
2
75
19
2
90
29,5
3
70
15
3
90
29,5
4
65
11
4
89
28
5
60
8
5
86
27
6
58
7
6
85
26
7
50
4,5
7
83
25
8
50
4,5
8
81
22,5
9
46
3
9
81
22,5
10
42
2
10
78
21



11
76
20



12
73
18



13
72
17



14
71
16




Salesman
A
Volume
Penjualan
Tahunan
(dalam ribuan Rp)
Jenjang
Salesman
B
Volume
Penjualan
Tahunan
(dalam ribuan Rp)
Jenjang



15
68
14



16
67
13



17
66
12



18
64
10



19
63
9



20
52
6



21
41
1


R1=98


R2=398

Penyelesaian:
a.       Hipotsis nol adalah bahwa volume penjualan tahunan salesman yang tidak berpendidikan akademis sama dengan volume penjualan tahunan salesman yang berpendidikan akademis.
Hipotesis alternatif adalah volume penjualan tahunan salesman yang tidak berpendidikan akademis tidak sama dengan volume penjualan tahunan salesman yang berpendidikan akademis.
b.      Bila digunakan  = 0,01
           
U = 18 . 14 +  - 98
                = 204
NILAI TABEL = 46
KESIMPULAN

CONTOH SAMPEL BESAR
Contoh:
Kita ingin menentukan apakah volume penjualan tahunan yang dicapai salesman yang tidak berpendidikan akademis berbeda dengan volume penjualan yang dicapai oleh salesman yang berpendidikan akademis. Diambil sampel random 10 salesman yang tidak berpendidikan akademis (n1=10), dan diambil sampel random lain yang independent 21 salesman yang berpendidikn akademis (n2=21). Dua grup tersebut dipisahkan sebagai grup A dan grup B. Volume penjualan dan jenjangnya ditunjukkan sebagai berikut:
Tabel 2
Volume penjualan tahunan dari salesman yang tidak berpendidikan akademis (A) dan yang berpendidikan akademis (B) beserta jenjangnya.
Salesman
A
Volume
Penjualan
Tahunan
(dalam ribuan Rp)
urutan
Salesman
B
Volume
Penjualan
Tahunan
(dalam ribuan Rp)
urutan
1
82
24
1
92
31
2
75
19
2
90
29,5
3
70
15
3
90
29,5
4
65
11
4
89
28
5
60
8
5
86
27
6
58
7
6
85
26
7
50
4,5
7
83
25
8
50
4,5
8
81
22,5
9
46
3
9
81
22,5
10
42
2
10
78
21



11
76
20



12
73
18



13
72
17



14
71
16




Salesman
A
Volume
Penjualan
Tahunan
(dalam ribuan Rp)
Jenjang
Salesman
B
Volume
Penjualan
Tahunan
(dalam ribuan Rp)
Jenjang



15
68
14



16
67
13



17
66
12



18
64
10



19
63
9



20
52
6



21
41
1


R1=98


R2=398

Penyelesaian:
a.       Hipotsis nol adalah bahwa volume penjualan tahunan salesman yang tidak berpendidikan akademis sama dengan volume penjualan tahunan salesman yang berpendidikan akademis.
Hipotesis alternatif adalah volume penjualan tahunan salesman yang tidak berpendidikan akademis tidak sama dengan volume penjualan tahunan salesman yang berpendidikan akademis.
b.      Bila digunakan  = 0,01.
           
U = 10 . 21 +  - 98
                = 162
            Z = 2,76
Kesimpulan     : ho ditolak jadi volume penjualan tahunan salesman yang tidak berpendidikan akademis tidak san dengan volume penjualan tahunan salesman yang berpendidikan akademis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar